Tuesday, February 15, 2022

Review Film : Kukira Kau Rumah (2022)

 

 
(Pic By MD Pictures)
 
            Kukira Kau Rumah adalah film yang diperankan oleh Prilly Latuconsina (Niskala) dan Jourdy Pranata (Pram), bercerita tentang Niskala yang di diagnosis mengidap bipolar saat SMA. Niskala berjuang menjalani hidup dengan bipolar yang membuat kehidupan sosialnya terganggu. Pram, seorang pemuda tampan kesepian yang kehilangan kasih sayang orangtua. Pram mengisi hari-harinya dengan kuliah, menjadi pekerja paruh waktu dan menulis lagu-lagu indah. Lagu-lagu indah Pram yang berasal dari hati tak pernah ia perkenalkan kepada dunia di atas panggung, sampai akhirnya ia bertemu Niskala.

            Secara ide film ini terdengar menarik dengan konsep yang mengangkat isu kesehatan mental. Menampilkan cerita yang mengusung kesehatan mental merupakan ide yang membuatku berekspektasi tinggi dengan cerita film ini. Akting Prilly Latuconsina yang sukses dengan My Lecturer, My Husband juga membuat semakin yakin untuk menonton film ini. Walupun jujur sebelum menonton ada perasaan ragu film ini akan happy ending.
 
             Penjiwaan karakter pengidap bipolar dilakukan Prilly dengan sangat baik. Begitupun dengan Jourdy, membuat kita ikut merasakan rasa kesepian dan rasa bahagia karena bertemu seseorang yang membuat ia berani maju ke versi terbaik. Akting para pemeran lain seperti orangtua dan teman Niskala juga baik, yang membuat lucu sekaligus aneh adalah nama panggilan salah satu sahabat Niskala *kalian pasti akan tahu ketika menonton film ini. Menurutku akting para pemain pada film ini tidak ada masalah. Masalahnya adalah pada bagian lain yang membuatku secara pribadi merasa kecewa dengan film ini.
 
             Yang membuat kecewa adalah cerita film ini. Saat menonton film ini aku merasa semuanya seperti awal yang tidak terasa menghabiskan durasi. Ada momen yang kutunggu namun tak kunjung muncul. Secara sekilas, kita bisa paham bahwa inti dari cerita film ini adalah bipolar Niskala, sikap over protektif ayah Niskala, dan hubungan antara Niskala dengan Pram yang tidak disetujui oleh ayah Niskala. Film ini tidak menceritakan ceritanya secara dalam dan apik. Klimaks dari film ini, sungguh di luar ekspektasi. Saat berada di titik klimaks komentarku hanya "Kok Gitu", pada titik ending komentarku adalah "Kok kecewa".  It's okay not happy ending, but please... ceritanya sungguh membuatku kehabisan kata-kata. Ending film ini memberi isyarat akan adanya lanjutan kedua. Kalau boleh jujur, jika ada lanjutan keduanya aku mungkin memilih untuk tidak menonton.
 
            Di luar dugaan, cerita film ini tidak membuatku jatuh cinta. Yang membuat jatuh cinta adalah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Prilly dan Jourdy. Penyanyi asli lagu Kukira Kau Rumah adalah Amigdala. Sebelumnya aku sudah sering sekilas mendengar lagu Amigdala - Kukira Kau Rumah, saat itu menurutku biasa saja dan bukan tipe laguku. Tapi entah kenapa baru merasa jatuh cinta dengan Lagu Kukira Kau Rumah ketika dinyanyikan oleh Prilly dan Jourdy. Bukan hanya lagu Kukira Kau Rumah, lagu lain yang menjadi Ost. film ini juga diterima dengan manis oleh telinga. Lirik lagu Kukira Kau Rumah terasa seperti di setel di dalam otakku ketika dalam perjalanan pulang kerumah dan terasa semakin indah karena ditemani oleh senja. 
 
Rating : 6,5/10.

With Love, Rie Chan

            

Friday, October 29, 2021

I.N.D.A.H

Pic by https://i.pinimg.com/originals/44/d0/af/44d0af0d0b4b3cb930d62f6157c526dc.jpg
 

Indah...

Indah ketika matanya tidak pernah melepaskan walau hanya sekedar bayang

Indah ketika ia tersenyum hangat

Indah ketika ia tertawa

Indah ketika tutur kantanya penuh perhatian dan makna 


Indah bisa berbagi cerita dan musik yang sama

Indah ketika bercerita saling mendengarkan

Indah ketika apa yang ingin kamu katakan ia tahu sebelum kamu bilang

Indah bisa terbuka, berbagi semangat, bahagia serta kesedihan

 

Indah  jarak tiada berarti dan hati selalu terasa dekat

Indah ketika yakin tiada keraguan

Indah jika selalu saling mendoakan 

Indah saling menjaga 

 

Indah ketika marah selalu ada kata maaf

Indah jika tidak butuh yang lainnya dan selalu merasa cukup meski hanya satu

Indah di dekatnya selalu terasa damai

Indah saling menguatkan

 

Indah mempunyai misi yang sama

Indah ketika selalu berusaha melakukan dan menjadi versi terbaik

Indah jika bisa menatap senja, langit, dan semesta bersama

Demikianlah rintik hujan dan instrumen piano mengakhiri malam ini

 

With Love, Rie Chan

~ Langit, Senja, Semesta dan Takdir ~